Tugas Pertemuan 2 (12.6D.03)
Pertemuan 2
1. Contoh Etiket atau Pelanggaran Berinternet :
A. Berkirim Surat Melalui Email
1. Gunakan bahasa yang sopan.
Jika anda menggunakan kata-kata yang kasar, adalah hal yang aneh jika
kemudian
anda heran ketika tidak ada yang menjawab pertanyaan anda. Gunakan
kata-kata
seperti “Apakah ada yang bisa membantu saya?”; “Terima kasih banyak
sebelumnya”,
de-es-te.
Ingat bahwa mereka tidak menerima bayaran untuk membantu anda, jadi
setidaknya
jangan lupa mengucapkan terima kasih.
2. Tulis pertanyaan anda dengan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Penulisan pertanyaan yang amburadul akan memberikan kesan bahwa anda
adalah orang yang ceroboh, dan para pakar yang sibuk akan merasa segan
untuk meluangkan waktunya bagi anda.
3. Jangan Gunakan Huruf Kapital.
Karena penggunaan karakter huruf bisa dianalogikan dengan suasana hati si
penulis. Huruf kapital mencerminkan penulis yang sedang emosi, marah
atau berteriak. Tentu sangat tidak menyenangkan tatkala anda dihadapkan
dengan lawan bicara yang penuh dengan emosi bukan? Walau begitu, ada
kalanya huruf kapital dapat digunakan untuk memberi penegasan maksud.
Tapi yang harus dicatat, gunakanlah penegasan maksud ini secukupnya saja,
satu-dua kata dan jangan sampai seluruh kalimat/paragraf.
4. Jelaskan masalah anda secara detil berikut dengan data yang ada.
INGAT bahwa para pakar di forum tersebut tidak bisa mengakses komputer
anda, jadi
sumber informasi mereka hanya dari tulisan anda saja. Maka buatlah tulisan
tersebut
selengkap dan sedetail mungkin.
5. Kutip Seperlunya.
Ketika anda ingin memberi tanggapan terhadap postingan seseorang dalam
satu forum, maka sebaiknya kutiplah bagian terpentingnya saja yang
merupakan inti dari hal yang ingin anda tanggapi dan buang bagian yang
tidak perlu. Jangan sekali-kali mengutip seluruh isinya karena itu bisa
membebani bandwith server yang bersangkutan dan bisa berakibat
kecepatan akses ke forum tersebut menjadi terganggu.
6. Perlakuan Terhadap Pesan Pribadi.
Jika seseorang mengirim informasi atau gagasan kepada anda secara pribadi
(private message), anda tidak sepatutnya mengirim/menjawabnya kembali
ke dalam forum umum, kelompok grup, atau milis.
7. Hati-hati Dalam Mem-forward.
Tidak semua berita yang beredar di internet itu benar adanya. Seperti halnya
spam, hoax juga merupakan musuh besar bagi para kebanyakan netter.
Maka, sebelum anda mem-forward pastikanlah terlebih dahulu bahwa
3
anda dapat dianggap sebagai penyebar kebohongan yang akhirnya
kepercayaan orang-orang di sekitar anda pun akan hilang.
8. Hindari spam, bombing.
Spamming adalah pengiriman email secara berulang-ulang dengan topik
berbeda atau sama. Orang yang menerima spam ini akan jengkel, karena
bisanya isinya menawarkan informasi, produk atau jasa yang sebenarnya
tidak kita butuhkan. Sedang email bomb adalah pengiriman email dengan
subject sama secara bertubi-tubi dengan maksud mailbox penerima cepat
penuh. Termasuk spamming adalah mengirim email terlalu sering, kecuali
diminta.
Kenapa? Karena orang yang dikirimi email akan merasa jenuh. Memang
kita kadang menyangka kalau orang yang kita kirimi email akan selalu
merasa senang. Padahal belum tentu. Apalagi kalau isi emailnya itu-itu saja.
Supaya tidak membosankan, kirimlah email lagi kalau anda sudah
mendapat balasan. Tapi jangan juga terlalu lama tidak mengirim email.
Teman anda bisa lupa.
9. Jangan memforward email tanpa diedit.
Seringkali kita punya berita bagus yang perlu kita teruskan/forward ke
orang lain. Kalau setting si penerima masih manual, pesan yang diforward
itu setiap line akan dihiasi oleh tag seperti ini: > . Usahakan tag-tag ini
dibuang dulu biar email kelihatan rapi. Kalau anda orang pertama yg
memforward, baru satu tag saja setiap barisnya. Tapi kalau anda yang ke 2,
3, 4 dst, maka tagnya terus bertambah. Email jadi tidak menyenangkan.
Dalam memforward ini, rule #1 juga harus digunakan yaitu, jangan terlalu
sering.
10. Jangan Sembarangan Menggunakan Format HTML.
Jika anda mengirim sebuah pesan penting ke rekan anda, jangan gunakan
format HTML tanpa anda yakin bahwa program e-mail rekan anda bisa
4
membaca kode HTML. Jika tidak, pesan anda sama sekali tidak terbaca atau
kosong.
11. Hindari kalimat singkat dalam mereplay email.
Misalkan teman anda panjang lebar menulis email, bercerita tentang
keindahan alam Mesopotamia . Lalu anda membalasnya dengan kalimat
singkat, oh ya? atau enak ya, benarkah dan semacamnya. Kalau belum
punya konsep, mendingan tidak usah mereply emailnya. Sebab kalimat
ungkapan begitu cuma bikin gregetan dan hanya pantas diketik di chating
saja.
12. Ganti judul email bila perlu.
Biasanya ini musti dilakukan dalam sebuah forum atau mailing list. Saking
asyiknya balas-balasan, topiknya jadi bergeser. Kalau subject pembicaraan
sudah bergeser, gantilah subjeknya. Tentu ini ada alasanya, selain tidak
membingungkan peserta lain, pencarian/pelacakan file-file topik diskusi
yang sudah lewat jadi mudah.
13. Body Reply jangan dikirim semua.
Lama-lama email yang kita reply akan tertambah sizenya. Hal ini terjadi
karena tiap kali kita membalas email, seluruh email yang akan kita balas
kita kirimkan lagi. Untuk menghindarinya, hapuslah sebagian body email
yang akan kita reply. Sisakan kalimat-kalimat yang perlu kita jawab saja.
14. Jangan tanggapi email TBC.
Anda mungkin pernah menerima email yang menyuruh anda untuk
meneruskannya ke sejumlah orang, supaya bernasib baik. Kalau tidak
diteruskan ke sekian orang, maka anda akan ketimpa sial. Email semacam
ini jangan ditanggapi. Ini namanya email TBC (takhayul, bid’ah dan
khurafat). Teruskan saja ke tong sampah.
15. Menjaga account orang lain.
Kalau anda mereply atau berkirim email, jangan sertakan email-email yang
tidak anda kenal atau anda kenal dalam Heading To nya. Kalau itu anda
lakukan, sama saja anda memaksakan anak gadis anda berkenalan dengan
lelaki yang bukan muhrimnya. Akibatnya accaount email-email orang yang
muncul di email orang lain, bisa tersebar luas, dibajak, dan dispam. Kalau
terpaksa mengirim email ke puluhan atau ratusan orang, gunakan header
BCC (blind carbon copy), supaya alamat-alamat email yg banyak itu tidak
muncul di halaman muka penerima email anda.
16. Cek ulang email sebelum di send.
Setelah email rapi ditulis, luangkan waktu untuk mengecek ulang ejaan,
susunan kalimat dan kalau perlu tata bahasanya. Sebab sekali tombol send
kita klik, tidak bisa dicancel atau dibatalkan. Semuanya langsung terkirim
ke recipient dalam hitungan detik.
17. Bersabar dalam menerima balasan.
Kalau sudah dikirim, sabarlah menanti balasannya. Sebab tidak semua
orang punya akses yang mudah untuk berinternet ria. Tidak semua orang
punya waktu luang membaca email-email anda.
B. Berbicara Dalam Chatting
Mungkin dari kita menggunakan bahasa tidak baku baik dalam
kehidupan sehari-hari, di SMS, atau pun di Internet. Bahasa tidak baku tersebut
bukanlah sebuah masalah yang berarti. Tetapi yang menjadi masalah adalah
ketika kita tidak tahu tingkat kesopanan terhadap kalimat yang kita ucapkan.
Sebenarnya etika-etika ini bisa diterapkan dalam setiap situasi mengetik seperti
SMS dan beremail.
Penggunaan huruf kapital. BERKATA DENGAN HURUF KAPITAL
BERARTI SEDANG TERIAK ATAU MARAH-MARAH. Terkadang,
HURUF KAPITAL juga digunakan untuk PENEGASAN, apalagi jika media
6
yang digunakan untuk berkomunikasi tidak mendukung penggunaan
pemformatan penebalan huruf (bold).
Berkata dengan huruf non-kapital atau tanpa menggunakan huruf besar
pada awal kalimat berarti berbicara dengan lemas/tidak tegas. hal ini diperparah
jika anda menggunakan titik-titik di akhir kalimat atau kata seperti ini ........
karena anda seperti berbicara dengan nada yang benar-benar "sabar". Daripada
titik-titik (...), berpikirlah untuk menggunakan tanda hubung (-) (atau ada yang
menyebut hyphen).
Sebaliknya, gunakan huruf kapital pada saat yang tepat. Sebagaimana
Anda telah belajar bahasa Indonesia, gunakan huruf kapital pada awal kalimat,
awal kalimat langsung, dan saat menggunakan kata sapaan. Meski demikian
Saya seringkali menemui orang yang mengetik dengan mencampuradukkan
semua ini sehingga menghasilkan kalimat yang sangat tidak enak dilihat seperti
ini: iNi aDAlAh cOnToH kAlimATnYA, sElAiN gK eNAk DilIHAT kLmT
iNi jG NgeTikNyA cApE'.
Jangan lupa untuk tidak menyingkat kalimat. Hal ini akan menimbulkan
kesan tidak formal dan tidak serius. Juga hal tersebut akan menyebabkan salah
pemahaman.
Jika dalam debat/diskusi umum, gunakan @ untuk menunjukkan
kemana anda akan berbicara. Misal :
"@Tomi: Bukannya justru mobil itu yang lebih keren?"
Harus anda tahu bahwa penggunaan @ sangatlah lumrah digunakan, meski
anda bisa memakai cara Anda sendiri.
Jangan berbicara tidak jelas dalam forum/diskusi/obrolan (chatting).
Perjelasalah maksud, dan jangan ungkapkan emosi, tapi bisa memakainya
sedikit untuk memperindah kalimat. Contoh :
"Hari ini gw sedih" jauh lebih buruk dibanding mengatakan "Hari ini gw
kehilangan dompet gw jadi gw sedih banget". Meminimalkan kemungkinan
lawan bicara untuk meminta kejelasan atau maksud dari apa yang kita katakan
atau tuliskan.
Usahakan untuk tidak menyertakan pemformatan yang sangat mencolok
(misalnya dengan warna-warna atau ukuran huruf yang tidak sesuai).
Pemformatan ini menimbulkan kesan tidak formal. Jika mungkin, gunakan teks
murni (plain text) saja.
Itulah saya pikir bagaimana kita beretika dan bersopan santun di
Internet. Terlepas dari itu, ada baiknya mempelajari kembali EYD untuk
mengikuti kaidah berbahasa yang benar baik dan benar.
2. Berbagai macam kegiatan yang bisa dilakukan pada dua kegiatan di atas :
A. Email
- Pemalsuan identitas. Hal ini karena kemudahan proses pembuatan alamat email sehingga dapat membuat orang yang tidak bertanggung jawab memanfaatkan keadaan ini dengan membuat email beridentitas palsu untuk keperluan2 yang bersifat negative.
- Pencurian informasi.
- Penipuan.
- Penyalahgunaan dokumen khususnya jika terjadi kesalahan pengiriman email.
- Adanya spam yang masuk sehingga mengganggu kenyamanan pengguna.
B. Chatting
- Pengiriman situs-situs porno.
- Pelecehan virtual (text yang melecehkan pada saat chatting).
- Spaming (pengiriman text dalam jumlah banyak dan biasanya tidak penting).
- Pencemaran nama baik (lewat Broadcast Messege).
- Penyebaran berita palsu (lewat Broadcast Messege).
- Penggunaan identitas palsu (user tidak menggunakan identitas yang sebenarnya).
- Penghinaan Ras, Agama, Bangsa.
- Penipuan dalm hal apapun.
- Mengganggu privacy.
3. Proses profesional dalam mengukur sebuah profesionalisme
profesionalisme dalam pandangan Korten dan Alfonso (1981) diukur melalui keahlian yang dimiliki oleh seseorang yang sesuai dengan kebutuhan tugas yang dibebankan organisasi kepada seseorang. Alasan pentingnya kecocokan anatara disiplin ilmu atau keahlian yang dimiliki seseorang dengan tidak sesuai dengan tugas yang dibebankan kepadanya akan berdampak kepada inefektivitas organisasi.
Bila dilihat pula pendapat pendapat As’ad (1991:22), bahwa :
“Untuk mengukur profesionalisme atau kecakapan pegawai sering disebut dengan rating scale (skala penilaian) atau merit rating”.
“Untuk mengukur profesionalisme atau kecakapan pegawai sering disebut dengan rating scale (skala penilaian) atau merit rating”.
Methode-methode tersebut dengan cara melakukan penilaian berdasarkan sifat-sifatkarakteristik dari jenis pekerjaan dan personil/orang yang melakukan pekerjaan dimaksud yang dinilai oleh atasan terhadap pegawainya. Adapun indikator yang digunakan dalam pengukuran profesinalisme berupa tingkat pendidikan, pelatihan yang telah diikuti pegawai, tingkat disiplin dan semangat kerja serta kreativitas pegawai.
Tidak cukup hanya pendidikan formal dan pelatihan yang diikuti berupa kursus dan penataran saja, namun juga unsur disiplin dari karyawan/pegawai harus pula ada dalam suatu organisasi. Dengan adanya disiplin yang baik diharapkan akan bisa memacu kinerja ke arah yang lebih optimal dan efisien dalam suatu organisasi. Hal tersebut sesuai dengan yang dikemukakan oleh Suradinata (1995:96), bahwa : “Dengan disiplin yang baik dapat mengevaluasi atas hasil kerja yaitu untuk meningkatkan keberhasilan yang dicapai dan menghindari kegagalan untuk tidak terulang lagi “.
Dapat dimaklumi bahwa dengan berdisiplin seseorang akan sadar dengan beban tugas yang seharusnya ia laksanakan sesuai dengan aturan yang berlaku, penuh kreatif dan motivasi. Sejalan pula dengan yang dikatakan oleh Hasibuan (1994:212), bahwa : “Disiplin yang baik mencerminkan besarnya rasa tanggung jawab seseorang terhadap tugas-tugas yang diberikan kepadanya.Hal ini mendorong gairah kerja, semangat kerja dan mendukung terwujudnya tujuan perusahaan, karyawan dan masyarakat”.
Dengan demikian dapatlah dimaklumi bahwa faktor profesionalisme pegawai merupakan pengaruh yang penting dalam menghasilkan kinerja yang baik pada suatu organisasi.
Komentar
Posting Komentar